Akhir-akhir ini terlalu banyak kisah dari teman saya atau kerabat saya soal cinta atau jodoh, ada yang ragu atau khawatir karna akan segera dilamar, ada pula yang bingung belum dapat pasangan, dan ada juga yang ingin cepat-cepat dilamar oleh pasangannya masing-masing... Bagi saya tak perlulah ragu, khwatir, sedih atau bahkan takut kawan.. Cukup ALLAH-lah satu-satunya penolong kita. Semua akan menemukan jodoh masing-masing atas kehendak-Nya tinggal menunggu waktu yang tepat saja.

Saya  pernah dikirimin sms dan baca sebuah note tentang sebuah doa “Pendamping Hidup”, begini bunyinya :

Ya allah, yang membolak-balikkan hati kami
Selama ini aku tidak pernah tahu bagaimana rasanya mencinta
Namun ku berharap bila cinta hadir menyapaku
Aku tidak kehilangan engkau
Ya allah, selama ini aku hanya berharap
Semoga aku bisa mencintai manusia yang memiliki rasa cinta yang luar biasa kepadamu
Ya allah, selama ini aku juga berharap
Semoga aku dicintai oleh orang yang bisa mengarahkanku menuju keridhoanmu
Pintaku ya Allah,
Izinkan aku memiliki rasa ini hingga ia menjadi indah di dadaku
Tanpa mengurangi rasa cintaku kepadamu
Amin

Ya allah,
Seperti apa wajah bidadari atau pangeranku?
dimana dia?
siapa namanya?
pertemukan aku dengannya.

Surat An-nur ayat 26
mengatakan dengan jelas, siapapun yang menjadi istriku atau suamiku, pendamping hidupku, belahan jiwaku, adalah seorang perempuan atau laki-laki yang memiliki sifat seperti diriku.
Karena itu, jika aku ingin istri atau suami yang baik, maka aku harus menjadi baik lebih dulu.

Ya allah,
engkaulah tuhanku, pemegang hidup dan matiku.
Cintaku kepadamu kepada rasullallah, dan jihad dijalan allah, adalah cinta yang utama.
maafkan segala kekhilafanku selama ini.
ya allah,
maafkanlah hambamu yang lemah ini

*dan pada akhirnya laki-laki yang menikahi saya nanti adalah laki-laki yang sholeh, laki-laki yang bertanggung jawab pada dirinya dan keuarganya, laki-laki yang sayang pada anak-anak kami dan seorang laki-laki yang menjadi menantu yang baik untuk keluarga saya.

Semoga harapan saya, juga menjadi harapan anda semuanya kawan...

Category: | 0 Comments

Kita semua pernah mengalami apa yang namanya cobaan dari kehidupan, kita semua pernah mengalami bagaimana rasanya jatuh, bagaimana rasanya dikecewakan dan bahkan disakiti oleh seseorang atau sekelompok orang..Yah mungkin “rasa-rasa sakit” itu beberapa waktu yang lalu telah saya alami (tapi tak perlu diungkit lagi rasa sakit itu,lupakan!). Saya hanya ingin berbagi bagaimana saya memandang “rasa sakit” dan bagaimana cara saya menguatkan diri untuk tetap tegak meskipun berada dalam amukan badai (nda lebay iki).
Awalnya saya merasa bahwa Tuhan memberikan saya “ujian” ini (bukan UAS) untuk apa dan kenapa. Apa saya kurang dekat denganNya?, saya merasa Tuhan tidak adil kepada saya ( itu mungkin hal yang selalu dikeluhkan oleh sebagian orang yang mendapat ujian). Sampai suatu saat, ketika saya melakukan perjalanan sendirian dengan kereta ekonomi (jurusan Surabaya-Jombang) Tuhan memberikan proses pembelajaran pada saya. Saya naik kereta dengan wajah yang kusut,lecet dan muram, tanpa senyum. Saya memilih untuk duduk sendiri di bangku sebelah kanan, tapi saya sedikit terusik dengan beberapa remaja yang ”guyon” mungkin karena saya terlalu sensitif saya merasa kurang nyaman dengan keadaan itu. Sampai stasiun Wonkromo, ada seorang bapak tua duduk di depan saya, saya cuma diam. Di stasiun sepanjang akhirnya bangku di sebelah saya akhirnya ada yang mengisi, seorang ibu dan putrinya. Dan disebelah bapak tua tadi ada seorang ibu berjilbab. Lengkaplah sudah, orang-orang yang duduk di depan dan di sebelah saya. Lagi-lagi, saya cuma diam, saya hanya menyenderkan kepala saya ke jendela sambil terus merenung seolah-olah meratapi apa yang saya alami. Tiba-tiba, ibu berjilbab itu memulai pembicaraan dan saling menanyakan darimana asal rekan sebangkunya dan akhirnya timbul pembicaraan yang serius dan membuat saya terkejut. Pertama, bapak tua tadi ternyata sedang sedih karena istrinya hamil tua lalu melahirkan dan mengalami pendaharan yang hebat (istrinya kritis di Dr.Soetomo). Kedua, ibu dan putrinya tadi, ibu itu ternyata ditinggal suaminya pergi, suaminya ”poligami”, mereka menikah sudah lebih dari 23 tahun, tapi suaminya pergi, ibu dan putrinya tadi berusaha memperjuangkan agar suaminya bisa kembali padanya. Ibu itu nampak kurus, terlihat berkaca-kaca dan putrinya hanya memegang tangan ibunya. Dan yang ketiga, ibu berjilbab itu, dia memang terlihat bahagia, tapi ternyata kehidupannya juga penuh dengan liku-liku, ibu itu sudah hampir 11 tahun menikah tapi belum ”mendapatkan” keturunan. Saya hanya bisa diam..diam..dalam hati saya berusaha untuk bilang, Tuhan ini apalagi Engkau kumpulkan aku dengan orang-orang yang tersakiti, orang-orang yang mendapat ujian, apa memang orang-orang tersakiti hanya berkumpul dengan orang-orang yang ”sama”. Ironis sekali hidup ini, padahal diseberang bangku kami, orang-orang tertawa, bahagia, dan bagiku itu terlihat menertawakan kami.
Itu pikiran konyolku,sampai di stasiun Mojokerto saya sudah bisa tersenyum terlibat dalam pembicaraan mereka dan saling menguatkan. Ahh, maafkan saya Tuhan, saya mengeluh lagi, saya tau Engkau memberikan pembeljaran bagiku, Tuhan mengirimkan mereka untuk melihat bahwa ”ujian” yang aku alami ternyata sebenarnya sepele, tapi lihat mereka (orang-orang itu) ujian mereka lebih rumit tapi mereka masih bisa berkata ”Sing sabar,Gusti Allah Mboten Sare (yang sabar,Tuhan tidak pernah tidur)” mereka berkata hal itu satu sama lain bahkan mereka masih ada energi untuk tetap hidup.
Lalu Saya?? Saya melihat diri saya lagi, dan bilang ”kamu calon psikolog, kamu akan menemui banyak permasalahan yang dihadapi orang-orang dan kamu masih saja mengasihani dirimu dan tak berempati dengan mereka atau orang lain. Itu bukan Isrida yang kukenal,kamu harus kuat,jangan lemah,berpikir realistis jangan hanya mengandalkan perasaan konyolmu saja” ada semacam percakapan seperti itu dalam diri saya dan hal itu menguatkan saya. Saya merefleksikan apa yang saya alami itu, dan saya meneteskan air mata, saya berkali-kali mengucapkan istighfar, memohon ampun pada-Nya dan saya sudah bisa meyakini bahwa Tuhan mengirimkan mereka untuk proses pendewasaan diri saya, apa yang saya alami adalah bagian dari proses pembelajaran untuk ke tingkat atau level kehidupan selanjutnya. Tuhan memberikan ujian untuk lebih dekat pada-Nya dan selalu mengucap syukur. Bahkan setelah saya mendapatkan pengalaman itu, ujian tetap datang ketika saya mendapat sakit typus baru-baru ini, saya tetap bersyukur, saya masih tegak dan selalu bilang ”saya siap bahagia”.

Saya teringat kisah seorang pujangga, ketika dia meminta mawar pada Tuhan,Tuhan memberinya kaktus,dia kecewa. Ketika dia meminta kupu-kupu,Tuhan memeberinya ulat,dia kecewa. Tapi dia berpikir, bahwa dia harus bersyukur atas apa yang diberikan Tuhan, dibalik rasa syukurnya dia merawat kaktus itu hingga berbunga,bunganya sangat indah dan ulat itu bermetamorfosa. Dia berkata pada dirinya, Tuhan memang selalu memberikan apa yang dia butuhkan bukan apa yang dia minta dan dia yakin Tuhan akan memberikan sesuatu itu ”indah pada waktunya”. Dan saya meyakini bahwa jika kita semua pandai bersyukur dan pandai menyikapi ujian maka Tuhan akan memberikan sesuatu itu indah pada waktunya. Tuhan akan selllau bersama dengan orang yang sabar. Seperti firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 155-157 :

”Dan sesungguhnya Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan beri kabar gembiralah orang-orang yang sabar (tabah). (Orang-orang yang sabar) ialah apabila ditimpa musibah,mereka berkata Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un”,sesungguhnya kami dari Allah dan kami akan kembali pada-Nya. Mereka memperolah keberkatan dan rahmat dari Tuhannya. Dan mereka itulah yang mendpat petunjuk”

Banyak cobaan dan rintangan yang akan kita tempuh nantinya, baik dalam urusan kuliah,kerja,cinta dan urusan kehidupan rumah tangga kelak. Tapi semua cobaan itu harus dihadapi dengan kesabaran, ketabahan hati dalam menguatkan diri dan tidak mundur..Orang mukmin akan sellau ingat pada pencipta dan akan mendapat rahmat dari Tuhan-Nya. Itulah sepenggal kehidupan yang pernah saya lalui beberapa waktu yang lalu, saya hanya ingin berbagi dan mencoba menguatkan jika kalian berada dalam ”ujian”. Kalau Carl Rogers saja bisa bilang ”now and here” maka saya juga akan bilang ”there and tomorrow”.

Terima kasih pada tokoh kehidupan dalam kereta, terima kasih pada sahabat-sahabat saya, terima kasih pada seseorang, terima kasih pada semuanya karena kalian telah menyentuh saya, dengan satu dan lain cara…
Akhir kata, alhamdulillah, Terima kasih Tuhan…

Category: | 0 Comments

Hello.. Salam Super Super dari Kaka Iss.. My name Isrida, you can call me "Kak Is, Mba' Pon or Rida" *ahh gaya pakai bahasa inggris segala... :)

Saya mengibaratkan diri saya, seutuhnya sebagai sebuah matahari. saya selalu punya semangat pagi, siang dan sore, saya selalu berusaha membuat orang lain agar tetap semangat, semangat dalam hal apapun, saya terkadang "panas" seperti matahari ketika ada beberapa hal tidak sesuai dengan harapan saya, tapi itu semua hanya sementara ketika saya berusaha untuk bersikap ikhlas, sabar dan pasrah. Bagi saya menjadi Matahari itu tak pernah menyerah dan akan selalu berkomitmen terhadap apa yang ingin dia raih. Matahari akan selalu berusaha menyinari siapapun.Dan ketika malam tiba, matahari memang tenggelam tapi semangatnya akan kembali muncul esok. Menjadi matahari akan selalu mendapatkan kondisi yang baru, orang baru dan tempat yang baru.

Saya adalah individu yang tergolong perfeksionis, munculnya sifat seperti ini terlihat sejak kecil. Sehingga terkadang saya lebih suka mengerjakan semua pekerjaan meskipun pekerjaan itu adalah tugas kelompok, karna terkadang apa yang dikerjakan oleh orang lain memang saya hargai tapi kadang saya masih ingin membenarkan sedikit. saya senang menolong serta memhami masalah orang sehingga saya cenderung berempatik yang berlebihan terhadap orang di sekitar saya. Saya memang mudah rapuh tapi motivasi dalam diri saya terlalu kuat, sehingga apapun keadaan ketika saya ditempa, diinjak seperti rumput saya akan selalu ingat untuk tumbuh lagi bahkan lebih kuat dari sebelumnya. Mungkin itulah mengapa banyak orang yang nyaman dengan diri saya ( mudah-mudahan seperti itu amien), serapuh apapun saya, saya selalu berusaha memotivasi orang lain lebih kuat dari saya. Bagi saya dengan komitmen yang serius belajar apapun bisa dan Tuhan akan membantu.

Salam kenal dari kak Iss dan semoga anda bisa tersenyum atau bahkan meneteskan air mata ketika membaca sepenggal "CERITA dari KAK ISS"